Yang Tawuran
Pelajar ya…
Kalo Prestasinya bagus, “anak siapa ya??”, tapi kalo
tawuran terus, “ sekolah dimana ya? siapa gurunya ya?”. Itulah yang terjadi
saat ini, terus mencari siapa tokoh yang patut disalahkan. Kurikulum? Dinas
Pendidikan? Atau guru?. Pertanyaan yang gencar di ungkapkan saat masalah
tawuran pelajar marak terjadi akhir akhir ini. Sekarang bukan saatnya lagi
mencari siapa dalang dari setiap kericuhan, sekarang adalah saat yang untuk
bersama sama mengevaluasi diri demi masa depan kita nanti. Bukan yang tua akan
memimpin dunia nanti, tapi generasi muda penerus bangsa yang akan menjadi
pengganti.
Aspek tawuran pelajar bisa dianggap luas, bisa pula
dianggap sempit, tergantung kita menyikapi setiap masalah yang ada. Jika
perubahan besar besaran susah dilaksanakan, apa salahnya jika kita memulai dari
hal kecil. Pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.
Berawal dari usaha kecil, berujung perubahan yang dinanti. Menjadi kedamaian
dan kesinambungan yang harmoni.
Perubahan kecil kita mulai dari lingkungan keluarga
misalnya. Sudahkan anda menjaga dan mengajarkan anak anda melakukan kebaikan
serta tidak ikut tawuran?. Komunikasi dalam lingkungan rumah atau keluarga
memiliki porsi terbesar dalam dunia anak. Maksimalkan dengan baik kesempatan
bersama keluarga di rumah menjadi langkah yang tepat. Solusi pertama dan sangat
mudah dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tawuran antar siswa di luar
rumah.
Dari ruang lingkup keluarga, kita beranjak ke ruang
lingkup sekolah. Bisa disebut berhasilkah sekolah yang siswanya selalu tawuran?.
Aparatur sekolah pastinya bisa bekerja sama untuk membangun kondisi nyaman dan
aman bagi para siswa. Pembentukan karakter yang sudah direncanakan dan
dijadikan sebagai kurikulum pembelajaran seharusnya bisa digunakan sebagai pondasi
awal dalam pembentukan karakter siswa. Adakah sekolah yang ingin membentuk
siswanya menjadi anak yang jago tawuran? Saya rasa sekolah akan malu dan
berusaha untuk memperbaiki keadaan dengan berbagai cara.
Berselang dari itu, dalam lingkup yang lebih besar
lagi, selayaknya kejadian ini dijadikan evaluasi dalam penyusunan kurikulum
yang baru. Bukan perombakan, tetapi penataan dan pengembangan menuju kurikulum
yang lebih baik adalah pilihan tepat dalam mengatasi masalah yang ada. Bukan
berarti kurikulum yang lalu tidak baik, tetapi pengembangan dan penataan ulang
agar menjadi lebih baik, harus selalu dilaksanakan. Pendidikan bukan milik
Negara, pendidikan milik kita semua.
Dari semua keadaan
yang ada, tidak ada lagi alasan untuk saling menyalahkan. Bertindak secara
nyata dan bersama adalah jawaban dari permasalahan ini. Ketersinambungan
bertindak dan berpikir secara bersama dalam hal pengembangan dan pembentukan
karakter siswa adalah solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tawuran yang
sering terjadi akhir akhir ini. Keluarga, aparatur sekolah, pemerintah dan
semua pihak yang terkait dalam sistem pembangunan bangsa adalah tokoh dibalik
semua masalah dan solusinya. Siapa lagi yang akan membangun masa depan kalau
bukan generasi muda kita. Siapa juga yang akan menjaga dan mengarahkan mereka
untuk masa depan, kalo bukan kita yang lebih dewasa.